Jumat, 23 September 2016

Dharma Aditia "Memajukan Desa, Menciptakan Lapangan Kerja"

Selama tiga tahun menjadi karyawan di pabrik paving blok di Padang, banyak pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh Dawut Suratman (41 tahun). Mulai dari pengenalan bahan baku, pembuatan berbagai jenis produk hingga pemasaran. Dawut cukup mahir membuat ukiran batu, blok ubin, kastin, pertamanan, dan profil gypsum.

Dengan berbekal pengalaman itu, cukup beralasan bila kemudian Dawut tertarik untuk memiliki usaha sendiri. Banyak faktor yang mendorong pria kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah ini terjun sebagai wirausahawan. Selain berbekal pengetahuan dan pengalaman selama menjadi karyawan, dia juga merasa prihatin melihat para pemuda desa yang banyak menjadi buruh di kota. Menurutnya, para pemuda itu terpaksa menjadi pekerja kasar di kota karena tidak ada alternatif lain. Karena itu, Dawut terpanggil untuk mengembangkan usaha di desanya agar bisa menciptakan lapangan kerja. Syukur kalau langkah ini juga diikuti orang lain dengan mendirikan usaha lainnya. Itulah upaya yang bisa dia lakukan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sekaligus mengembangkan ekonomi di daerahnya.

Namun untuk melangkah menjadi pengusaha, Dawut masih ragu. Banyak hal yang harus dia persiapkan antara lain menyangkut kesiapan mental dan juga modal. Selain itu, keputusan untuk menjadi pengusaha juga terkait unsur spekulasi, bisa berhasil bisa juga gagal. Karenanya, semua kemungkinan itu perlu diperhitungkan.

Di tengah keraguan itu, Dawut merasa tak ada pilihan lain. Hatinya selalu berbisik, kalau tidak sekarang kapan lagi. Sedangkan bidang usaha yang dikuasainya hanya itu, membuat paving blok. Setelah memperhatikan kondisi di lingkungannya yang tergolong daerah yang sedang berkembang dan banyak pembangunan, dia makin yakin bahwa produk paving blok akan banyak dibutuhkan. Akhirnya, setelah melakukan berbagai persiapan dan bermodal Rp 500 ribu dari sisa tabungannya, Dawut mantap untuk keluar dari pekerjaannya dan mulai mewujudkan usahanya dengan nama Putra Mandiri.

Dengan berbagai keterbatasan, terutama segi permodalan, tentu dibutuhkan kerja ekstra bagi Dawut agar usahanya mampu eksis dan berkembang sebagaimana yang diharapkan. Menyadari hal tersebut, Dawut berupaya untuk selalu terjun langsung menangani semua tahapan usahanya mulai dari pengadaan bahan baku, proses produksi, hingga pemasaran. Untuk segi pemasaran dia mencoba menawarkan hasil produknya kepada masyarakat di sekitarnya.

Sejak saat itu, keseharian Dawut selalu dipenuhi dengan berbagai aktivitas. Dia menyadari bahwa kemajuan usaha ini akan sangat ditentukan oleh kesungguhannya. Dan, dengan berbekal ketekunan, kesabaran, dan kejujuran, usaha tersebut kian menunjukkan perkembangan. Produknya makin dikenal dimana dari hari ke hari, makin banyak konsumen yang datang. Dawut berupaya untuk menarik hati para konsumen dengan memberikan pelayanan terbaik dan menyenangkan. Faktor kualitas dan harga, juga menjadi perhatiannya. Berbekal pengalaman saat bekerja sebelumnya, tidak sulit bagi Dawut untuk mengatur kiat bagi kemajuan usahanya.

Selain berbekal pengetahuan teknis, Dawut yang telah menjalankan usaha sekitar 10 tahun, tak lupa dengan nilai-nilai luhur yang pernah diajarkan orangtuanya. Menurutnya, kegiatan bisnis tak bisa lepas dari tujuan sosial, yaitu memberikan manfaat bagi orang lain. Di samping itu, suatu keberhasilan juga tak mungkin dicapai sendiri, tetapi harus melibatkan orang lain. Karenanya, apapun yang kita capai, harus dibagi kepada sesama.

Dengan berpegang pada prinsip tersebut, maka ketika usahanya telah menunjukkan banyak kemajuan, Dawut pun mulai melibatkan masyarakat sekitarnya. Suatu kebanggaan baginya jika mampu memberikan pekerjaan kepada orang lain.

Setelah usahanya berjalan beberapa tahun, banyak kemajuan yang dia peroleh. Karena itu, dia pun mulai berkenalan dengan lembaga keuangan. Beruntung saat itu PNM Cabang Padang mendirikan ULaMM Sitiung I Blok B, tepat di samping lokasi usahanya. Tanpa membuang waktu, Dawut langsung mengajukan pinjaman. Dia tertarik untuk menjadi orang pertama sebagai nasabah dari lembaga keuangan milik pemerintah itu. Sebab, berdasarkan informasi yang dia peroleh, ULaMM tidak hanya membantu segi permodalan, tetapi juga memberikan pembinaan kepada nasabahnya.

Kini setelah beberapa tahun berhubungan dengan ULaMM, sudah dua kali Dawut mendapatkan pinjaman. Pertama dia mendapat pinjaman Rp 15 juta, dilanjutkan dengan pinjaman kedua sebesar Rp 30 juta yang merupakan top-up dari pinjaman pertama. Dana tersebut telah digunakan untuk melengkapi peralatan dan modal kerja sehingga lebih memperlancar aktivitas usahanya.

Dawut merasa senang telah mendapat kepercayaan dari ULaMM sehingga usahanya bisa berkembang seperti saat ini. Menurutnya, Perlu diapresiasi kesungguhan ULaMM yang tidak hanya melakukan perkuatan modal para pelaku usaha mikro dan kecil, tetapi juga memberikan penyuluhan dan pelatihan. Berbagai pembinaan itu, menurut Dawut, sangat bermanfaat bagi peningkatan pengetahuan dalam berusaha.

Dawut juga bersyukur bahwa sekarang ini dia telah mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi para pemuda di desanya, sekaligus juga mambagi pengetahuan kepada orang lain. Menurutnya, kebutuhan paving blok di Kota Padang dan sekitarnya masih cukup besar, dan dia merasa senang kalau ada karyawannya yang mau membuka usaha sejenis di tempat lain. “Saya bersyukur jika ada karyawan saya yang membuka usaha sendiri,” katanya.

Melihat kapasitas usaha yang kian bertambah, terutama untuk menjaga cash flow, Dawut mengharapkan agar pembiayaan ULaMM lebih ditingkatkan. Karena itu, Dawut juga berencana untuk mengajukan pinjaman yang lebih besar yang akan digunakan untuk menambah alatpress dan membeli kendaraan untuk transportasi.

Menurutnya, pelayanan ULaMM sangat baik. “Mereka selalu memperhatikan kebutuhan nasabah, terutama menyangkut pengelolaan keuangan,” tegasnya sembari mengharapkan agar tetap dilibatkan dalam berbagai pelatihan di masa yang akan datang.


EmoticonEmoticon